اسم كان
Isim Kana Bagian 2

1- Kana dan saudara-saudaranya semua adalah fi’il.
Menurut tashrif-nya, Kana dan saudara-saudaranya terbagi menjadi 3:
- Bisa ditashrif secara sempurna, artinya bisa menjadi Fi’il Madhi, Mudhari’, dan Amr. Bagian ini ada 7 fi’il, yaitu:
كان - أَصْبَحَ – أَضْحَى – ظَلَّ – أَمْسَى – بَاتَ - صارَ

Contoh:
يَظِلُّ العَامِلُ مُكِبّاً عَلَى عَمَلهِ (الْمُضَارِعُ)

كُونُوا يَداً وَاحِدَةً (الْأَمْرُ)

Dan fi'il-fi'il ini boleh juga di dahului oleh huruf nafi.
Contoh:
ما كَانَ زَيدٌ قَائِماً

لَمْ تُصْبِحِ الشَجَرَةُ مُثْمِرَةً

- Bisa ditashrif namun tidak semuanya, artinya hanya bisa dalam bentuk madhi dan mudhari’ saja, tidak bisa bentuk lain (fi'il-fi'il yang istimrar). Dan Juga selalu di dahului oleh huruf nafi. Bagian ini ada 4 fi’il, yaitu:
مَا زَالَ ـ مَابَرِحَ ـ مَا انْفَكَّ ـ مَا فَتِئَ

Contoh:
لَا يَزَالُ السَّلاَمُ أَمَلاً مُحَبِّباً

لَمْ يَنْفَكَّ الطِّفْلُ يَبْكِي


- Dua fi'il jamid (Tidak bisa ditashrif) yang bukan berasal dari fi'il mudhari' dan amr, yaitu ada dua fi’il: لَيْسَ dengan kesepakatan dan ما دَامَ menurut pendapat yang paling shahih. dan ( ما) yang mendahului ( دام ) ini dinamakan ma mashdariyah zharfiyyah. ما دام ini disyaratkan harus didahului oleh kalimat.
Contoh:
لَنْ يَنتَصِرَ العَدُوُّ مَا دامَ التَّعَوُّنُ قَائِماً


Catatan:
Kana dan Saudara-saudaranya boleh digunakan (kecuali فتئ, زال, ليس) sebagai  fi’il tam (bukan naqish). Maksud dari tam adalah fi’il yang cukup dengan fa'il tanpa membutuhkan kepada khabar.
Contoh:
سَأُتَابِعُ أَخْبَارَكَ أَينَمَا كَانَ

{أَلَا إِلَى اللهِ تَصِيرُ الأُمُورُ}

أَوَتِ الطُّيُورُ إِلَى عِشَاشِهَا وَبَاتَتْ

2- . Kadang-kadang Kana berupa zaidah (kata tambahan)
Contoh:
لَا يُوجَدُ كَانَ مِثْلُكَ

3- Terkadang nun pada fi’il Kana Mudhari’ Majzum dihilangkan. Hal tersebut terjadi dalam rangka untuk memperingan, karena banyaknya penggunaan.
Contoh: 
لَمْ يَكُ ( لَمْ يَكُنْ Sebagai ganti dari)

4- Dengan memperhatikan bahwa isim kana sebelum dimasuki kana atau salah satu saudaranya pada asalnya adalah mubtada’, maka isim kana bisa berupa:
a. Isim mu’rab, sebagaimana dalam contoh-contoh yang lewat.
b. Isim mabni (dhamir, isim isyarat, isim maushul, dan seterusnya…)
Contoh:
أَصْبَحْتُ مُتَفَائِلاً

أَمْسَى هذَا المَرِيضُ مُسْتَرِيحاً

(Untuk penjelasan tentang Isim Mabni akan dijelaskan pada postingan tentang  Isim Mabni).

Baca juga: Kelanjutannya

Sumber: Mulakhas Qawa'idul Lughah Al-'Arabyah (Fu'ad Ni'mah), hal.36-38

Post a Comment

 
Top